Jumat, 26 September 2008

KAJIAN SILATURAHMI

Dapatkah Silaturahmi menjadi solusi ?

Seringkali kita dihadapkan pada situasi konflik, entah diri kita sendiri yang berkonflik atau kita menengahi yang tengah berkonflik. "You cannot not to be in conflict". Mungkin ungkapan ini pas buat orang yang bekerja. Tidak ada satu orang pun yang tidak pernah terlibat dalam konflik di tempat kerja. Kalau melihat praktek hidup, konflik itu adalah konsekuensi dari komunikasi / interaksi. Karena kita selalu berkomunikasi atau berinteraksi, baik secara lisan atau non-lisan, maka salah satu konsekuensinya adalah konflik. Di level yang lebih luas dalam ruang lingkup masyarakat, tentunya potensi konflik itu lebih komplek.

Konflik memang bukan sesuatu yang membuat diri comfortable dan tentu saja setiap konflik, harus dicarikan solusinya, agar tidak menjadi konflik berkepanjangan.

Apa yang menyebabkan timbulnya konflik biasanya adalah perbedaan, entah perbedaan agama, ras, suku, kepentingan, dan lain sebagainya. Lantas bagaimana menjaga agar konflik itu tidak muncul ? Apa dengan cara menghilangkan perbedaan ? bukankah “perbedaan” adalah keyword adanya berkonflik ? Untuk menjawab hal ini mari kita kaji uraian di bawah ini .

Konon agama Islam adalah “Rahmatan lil'alamin”, rahmat bagi seluruh alam, artinya bukan hanya untuk orang Islam saja, tapi untuk seluruh alam, termasuk makhluk selain manusia. Lantas bagaimana dengan kondisi umat Islam di Indonesia ? Jangankan untuk makhluk lain, dengan sesama Islam saja kita seringkali permusuhan. Pertanyaan yang timbul adalah mengapa demikian ? , siapa yang harus disalahkan ?

Islam dengan”rahmatan lil’alamin”nya adalah suatu konsep. Konsep yang perlu dikaji secara mendalam agar tidak salah dalam pemahamannya, karena salah dalam pemahaman dapat menyebabkan salah dalam implementasi.


Bismillahirrahmanirrahim ( kita ucapkan itu dari diri kita untuk kita)
Assalamua’laikum warahmatullahi……( kita ucapkan itu dari kita untuk oranglain)
Silaturrahim ( Kita laksanakankan itu timbal balik, take & give,atas dasar kasih sayang)
Rahmatan lil’alamin ( Kondisi ideal yang tercipa dari proses diatas).

Walhasil implementasi dari konsep Islam yang Rahmatan lil’alamin itu adalah ada pada silaturahim.

Silaturrahim berasal dari kata Shilah yang berarti menghubungkan dan rahmi/rahim berarti kasih sayang. Shilaturahmi diartikan sebagai menghubungkan kasih saying yang di dalamnya sarat makna diantaranya sikap saling menghargai, tolong menolong, saling mengasihi, saling menyayangi dan lain sebagainya.

Kalau kita berasumsi bahwa silaturahmi itu ada semenjak diciptakannya Adam dan Hawa, sepertinya perlu dikali ulang dan mungkin perlu dikoreksi, sebab sangat mungkin silaturahmi itu ada jauh sebelum makhluk ada.Harus dijajajagi adanya pemahaman bahwa silaturahmi itu ada bersamaan dengan adanya dzat,sifat kemudian muncul Atsma.

Ketika” sesuatu” itu ada, dan di sekitarnya ada “ sesuatu yang lain” selain dirinya, pasti antara satu dengan yang lainnya itu terdapat berbedaan. Kita sebut sebagai “sesuatu yang lain” artinya itu sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Ketika timbul kesadaran bahwa “dirinya” berbeda dengan yang lain, timbul fitrah keingintahuan atau ingin mengenal satu sama lain, saling mencari tahu apa dan mengapa berbeda. Terjadinya interaksi ( antar-inter) positif keduanya dimaknai sebagai silaturahmi.

Tidak setiap hubungan dapat dimaknai silaturahim. Suatu hubungan yang tidak sehat, penuh permusuhan, tidak dapat dimaknai silaturahim. Kalau rasa ingin tahu, ingin mengenal, dimaksudkan untuk mencelakai yang lain, mencari kelemahan orang lain, atau membuka aib orang lain, itu yang selanjutnya menjadi potensi konflik.

Suatu hubungan yang disebut silaturahmi, tentu saja harus terjadi dengan secara tulus. Spontan, ikhlas. Dalam keterangan disebutkan bahwa apabila hubungan itu saling ikhlas, maka turunlah rahmat Allah. Tolok ukurnya adalah manfaat, bila hubungan itu ada manfaatnya , sudah barang tentu itu pasti dari silaturahmi.

Tidak ada komentar: